Saturday, 14 November 2015

Merokok Meningkatkan Risiko Diabetes

Merokok Meningkatkan  Risiko Diabetes





Merokok Meningkatkan  Risiko Diabetes.Bagaimana penjelasannya?


Prof Dr dr Achmad Rudijanto, SpPD-KEMD, Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) mengatakan bahwa klaim rokok bisa meningkatkan risiko diabetes bukan sekadar omong kosong. Rokok mengandung banyak radikal bebas yang nantinya memengaruhi sistem metabolisme tubuh.

"Rokok kan banyak radikal bebasnya. Ketika tubuh banyak radikal bebas akan menimbulkan reaksi stres oksidatif. Akibatnya kerja beberapa organ tak maksimal termasuk pankreas yang berfungsi memproduksi insulin," tutur Prof Rudi, usai konferensi pers Simposium Nasional Hari Diabetes Sedunia di Hotel Mandarin Oriental, Jl Sudirman, Jakarta Pusat, dan ditulis pada Minggu (15/11/2015).

Prof Rudi menuturkan berdasarkan kesimpulan beberapa penelitian, risiko mengidap diabetes tipe 2 lebh tinggi dua kali lipat pada perokok. Bahkan studi lain menyebut pengidap diabetes yang merokok juga berisiko tinggi memiliki masalah jantung.


Bahkan Prof Rudi juga meyakini rokok merupakan salah satu faktor meningkatnya angka pengidap diabetes di pedesaan. Padahal selama ini diabetes dikenal sebagai salah satu penyakit yang rentan menyerang masyarakat perkotaan.

"Makanya masyarakat desa juga sudah mulai terserang diabetes. Coba saja di desa, tempatnya dingin, mana ada yang tidak merokok," lanjutnya lagi.

Oleh karena itu, langkah promotif dan preventif untuk mencegah diabetes juga harus dibarengi dengan upaya pencegahan merokok. Caranya tentu saja dengan melakukan edukasi tentang gaya hidup sehat, termasuk olahraga, menjaga pola makan dan menjauhi rokok dan alkohol.

"Jadi jangan salahkan urbanisasi. Pola hidup dan lifestyle yang jelek merupakan penyebab utama diabetes," pungkasnya.Baca juga: Bahaya Merokok Bagi Kesehatan

Cara memasak daging pada suhu yang tinggi bisa meningkatkan risiko kanker ginjal.

Cara memasak daging pada suhu yang tinggi bisa meningkatkan risiko kanker ginjal.

 


WHO mengeluarkan pernyataan bahwa daging merah dan olahannya bisa menjadi salah satu pemicu kanker.

Para ilmuwan dari University of Texas MD baru-baru ini juga menemukan bahwa cara memasak daging pada suhu yang tinggi bisa meningkatkan risiko kanker ginjal.

Ilmuwan terlebih dahulu melacak pola diet  dari 659 pasien yang baru saja didiagnosis karsinoma sel ginjal (RCC), juga dikenal sebagai kanker ginjal, lalu mengumpulkan informasi genetik mereka. Data pasien tersebut kemudian dibandingkan dengan 699 orang sehat yang direkrut dari komunitas yang sama.

Di antara peserta studi, orang-orang dengan kanker ginjal dinilai memiliki riwayat mengonsumsi lebih banyak daging merah dan putih jika dibandingkan dengan yang sehat.

Risiko kanker meningkat sebanyak 54 persen saat peserta mengonsumsi mutagen daging tertentu, senyawa berbahaya yang diciptakan ketika daging dimasak dengan cara pemanasan yang tinggi, seperti dibakar.

Untuk alasan ini, peneliti menyarankan para pemakan daging agar tidak hanya membatasi jumlah daging yang mereka konsumsi, tetapi juga memperhatikan bagaimana daging itu dimasak.

"Temuan kami mendukung pengurangan konsumsi daging, terutama daging yang dimasak pada suhu tinggi atau di atas api terbuka, sebagai salah satu cara untuk mengurangi risiko RCC dalam masyarakat," kata pemimpin penulis studi tersebut Xifeng Wu, seorang profesor epidemiologi di University of Texas.

Menurut American Cancer Society, sekitar 61.560 kasus baru kanker ginjal telah didiagnosis pada akhir 2015. Dari angka tersebut, diperkirakan 14.080 akan meninggal akibat penyakit kanker ginjal.

“Karsinoma sel ginjal lebih sering terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi ketimbang negara kurang berkembang sehingga sangat mungkin bila hal itu disebabkan oleh gaya hidup Barat," kata Dr Ian Johnson, seorang peneliti nutrisi di Institute of Food Research yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Dampak Sering Pakai Sepatu "High Heels"

 Dampak Sering Pakai Sepatu "High Heels"



Shutterstock

 Terlepas dari efeknya yang membuat postur tubuh perempuan nampak mengagumkan dengan kaki yang jenjang, kaum hawa sepatutnya sadar jika sepatu high-heels atau bertumit tinggi hanya memberi luka pada kaki mereka.

Sayangnya, masih banyak perempuan yang tidak tahu dampak buruk mengenakan sepatu ‘high-heels’ pada kesehatan kaki secara jangka panjang.

Seperti yang dilansir oleh FootHealth, berikut 3 akibat selalu kenakan sepatu berhak tinggi pada kesehatan kaki. Sebaiknya, Anda simak baik-baik dan segera menghentikan kebiasaan tersebut, karena 3 akibat selalu pakai sepatu berhak tinggi ini sungguh mengerikan.

Bunion
Bunion adalah struktur tulang menonjol di dasar jempol kaki. Umumnya ini bukan pertumbuhan tulang, melainkan perpindahan sendi yang terdorong keluar dari bawah kulit.

Faktor genetika memainkan peran besar dalam pengembangan bunion sehingga sepatu high heels tidak dapat menjadi satu-satunya faktor yang disalahkan.

Bunion dapat dikelola dengan langkah-langkah dasar seperti menaruh bantalan, memberi ruang kaki, dan berbagai perawatan lainnya.

Bedah untuk bunion melibatkan pemotongan tulang atau prosedur fusi tulang, dan bedah kosmetik bunion dapat dilakukan untuk meminimalkan jaringan parut yang tidak sedap dipandang.

Kaki palu
Ini dampak pakai sepatu berhak tinggi yang kedua ialah jari kaki palu, atau yang lebih dikenal sebagai jari kaki melengkung, terjadi saat buku-buku jari dari jari-jari kaki menjadi menonjol dan sering kapalan.

Sepatu hak tinggi memiliki peran besar sebagai penyebab jari kaki palu. Hal ini disebabkan berat badan yang berlebihan menyebabkan luka pada ligamen jari-jari kaki. Kondisi ini dapat diobati dengan penggunaan alas serta beberapa perawatan termasuk operasi.

Tulang tumit yang menggembung
Akibat pakai sepatu berhak tinggi untuk jangka waktu panjang ialah kondisi bagian belakang tulang tumit bisa menonjol akibat sepatu hak tinggi. Kondisi yang umum terjadi adalah tulang tumit yang miring ke atas.

Pada dasarnya, kondisi terjadi akibat peradangan pada tulang tumit. Semakin tinggi tumit, semakin mungkin tulang tumit menggembung terjadi. Perawatan sederhana melibatkan penggunaan alas dan obat nyeri serta peregangan sebelum menggunakan sepatu.

Inter Disebut Pagliuca Kandidat Kuat Juara Karena Tampil Efisien

Inter Disebut Pagliuca Kandidat Kuat Juara Karena Tampil Efisien



Penampilan efisien yang ditunjukkan Inter Milan sejauh ini disebut mantan kiper internasional Italia Gianluca Pagliuca sebagai satu keunggulan dibandingkan para rival. Nerazzurri disebutnya kandidat kuat juara.

Inter sementara ini masih bersaing ketat di puncak klasemen Serie A dengan Fiorentina. Keduanya sama-sama mengumpulkan 27 poin dari 12 pekan, dengan Inter ada di posisi dua karena kalah selisih gol.

Dibandingkan para rival seperti Fiorentina, AS Roma, dan Napoli, Inter sejauh ini paling irit dalam urusan mencetak gol. Dalam 12 pekan, mereka baru bikin 12 gol, jauh di belakang Fiorentina (24 gol), Roma (27), dan Napoli (22 gol).

Bahkan jumlah itu cuma mengantarkan anak asuh Roberto Mancini di urutan 13 dari seluruh tim Serie A soal urusan produktivitas gol. Tapi di lain sisi, Inter juga jadi tim paling tangguh di lini belakang.

La Beneamata baru kemasukan tujuh kali sampai saat ini, menjadikannya tim dengan pertahanan terbaik. Aspek inilah yang berperan besar mengantarkan mereka ke posisi atas klasemen. Sebagai eks penggawa, Pagliuca kian yakin Inter adalah salah satu kandidat kuat juara.

"Dibandingkan dengan Fiorentina, Napoli, dan Roma, Inter punya para pemain yang lebih tangguh dengan karakter yang berbeda-beda. Mereka memang tidak memainkan sepakbola yang indah, tapi tim Mancini itu bermain praktis dan mereka jelas salah satu tim yang bisa memenangi Scudetto," ujarnya kepadaEuropaCalcio dikutip Football Italia.

Pagliuca juga menyinggung kans Juventus untuk juara, menyusul start buruk sang juara bertahan. Dia yakin 'Si Nyonya Besar' masih sangat mampu mempertahankan titel meski saat ini masih tertahan di posisi tujuh klasemen dan tertinggal sembilan angka dari Fiorentina dan Inter.

"Juventus? Bianconeri masih berada dalam perburuan titel. Mereka memang sembilan poin di belakang Fiorentina dan Inter, tapi Juventus mampu melakukan apapun," ujarnya.

"Inter, Roma, Napoli, dan Fiorentina adalah favoritnya. Tapi timnya Allegri bisa menjalani paruh kedua yang bagus untuk akhir musim yang bagus," demikian dia.

Menangis Baik untuk Kesehatan Lho???

Menangis Baik untuk Kesehatan Lho???



Sering menangis karena galau???gak papa kok ada manfaatnnya lho.
Berikut beberapa manfaat positif yang bisa Anda rasakan setelah menangis:

Meningkatkan semangat
Sekitar 50 persen orang akhirnya merasa lebih bahagia setelah melewati sesi menangis, kata Ad Vingerhoets Ph.D., peneliti yang melakukan studi paling pertama tentang tangisan dari Tilburg University di Belanda.
“Menangis memicu otak untuk melepaskan hormon endorfin yang mampu meningkatkan suasana hati,” ujarnya.
Bila suasana hati membaik, maka seseorang dinilai bisa berpikir lebih jernih dalam menghadapi persoalan, sehingga akan lebih mudah menemukan solusi serta semangat untuk menyelesaikannya.

Pereda stres
Merasa lebih “ringan” setelah menangis? Menangis sangat mungkin merangsang sistem saraf pada otak yang bertugas dalam hal relaksasi dan pemulihan, kata Vingerhoets.
Oksitosin, hormon alami tubuh yang bertugas mengurangi kecemasan serta kelelahan juga melonjak produksinya setelah menangis.
Menariknya, oksitosin yang disebut juga dengan "hormon kedekatan", bisa membuat Anda merasa lebih dekat dengan siapa pun yang menawarkan bahunya saat Anda menangis.

Dukungan tambahan
Manusia purba menggunakan air mata untuk memberitahu pada sesamanya kalau mereka dalam kesulitan, sehingga membuat orang lain ingin membantu mereka. Cara tersebut ternyata masih berlaku sampai saat ini.
Bahkan, studi menemukan, orang akan merasa lebih empati ketika melihat foto wajah orang yang mengeluarkan air mata ketimbang melihat wajah yang sama namun air matanya sudah dihapus secara digital.

Cuci Darah Dengan Alat Ini Bisa Dilakukan Sambil Makan dan Mandi

Cuci Darah Dengan Alat Ini Bisa Dilakukan Sambil Makan dan Mandi

Cara pengobatan gagal ginjal adalah pengobatan melalui makanan, pengobatan melalui obat-obatan, cuci darah, transplantasi ginjal dan pengobatan stem cells.
Ketika fungsi ginjal seseorang menurun drastis, maka tak ada cara yang bisa dilakukan selain menjalani cuci darah. Tetapi prosedur ini tak hanya memakan banyak biaya, tetapi juga waktu dan tidak praktis.

Hingga kemudian seorang peneliti dari Amerika terinspirasi untuk mengembangkan sebuah alat yang fungsinya seperti mesin cuci darah berjalan. Namanya Wearable Artificial Kidney atau disingkat WAK.

"Saya sangat frustrasi, bahkan sampai sekarang, karena selama puluhan tahun kita harus melakukan dialisis dengan mesin besar," tutur sang penemu, Victor Gura dari University of California, Los Angeles kepada CNN dan dikutip pada Minggu (15/11/2015).

Victor meyakini pasti ada cara yang lebih baik untuk memudahkan para pasien gagal ginjal ini. Dari situlah ia terinspirasi untuk menciptakan WAK. Dengan alat ini, pasien diharapkan tak perlu repot-repot ke rumah sakit lagi hanya untuk cuci darah, dan cuci darah dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun pasien mau.

Alat ini sekilas mirip tas pinggang, dan dipakai dengan cara dilingkarkan di pinggang, lengkap dengan dua tali yang ditarik ke bahu agar alatnya berada pada posisi stabil.

Cara kerjanya pun tak jauh berbeda dengan mesin dialisis. Jadi alat ini terhubung dengan pembuluh darah di tubuh pasien lewat kateter yang sudah dilengkapi dengan beberapa filter untuk memisahkan antara air, garam dan mineral dari dalam darah.



Hanya saja filternya harus diganti tiap pekan, dan bahan-bahan kimia tertentu harus dimasukkan ke dalam alat itu setiap hari untuk membantu membersihkan air yang telah difilter. Untuk menjalankan alat itu sendiri, hanya dibutuhkan beberapa buah baterai bertenaga 9 volt.



WAK sudah diujicobakan beberapa waktu lalu, dengan melibatkan tujuh orang pasien cuci darah di sebuah rumah sakit di Seattle. Alat itu mereka pakai selama 24 jam penuh. Selain lebih praktis, Victor mengatakan pasien masih bisa makan atau minum selama menjalani prosedur cuci darah dengan WAK. Padahal hal semacam ini tidak boleh dilakukan oleh pasien yang cuci darah dengan mesin dialisis sebab dapat memicu penumpukan mineral-mineral berbahaya dalam tubuh.

Di percobaan sebelumnya juga dilaporkan partisipan bisa tetap menggunakan alat itu sembari tidur, mandi, ataupun melakoni aktivitas harian lainnya. Bahkan Victor mengklaim komplikasi yang didapatkan pasien dengan memakai Wak jauh lebih berkurang ketimbang saat cuci darah dengan mesin.

"Total hanya dua partisipan yang berhenti memakai alat ini, itu pun karena masalah teknis. Tetapi ketika kami tanya, seluruh partisipan mengaku ingin beralih menggunakan WAK jika alat itu sudah dilempar ke pasar," kata Victor.

Victor mengakui alat ciptaannya masih terlihat ribet dan berat, yaitu mencapai 4,5 kg. Namun sambil jalan, ia akan terus berupaya mengurangi berat alat ini hingga tinggal 2-3 kg saja, begitu juga dengan ukurannya.

Faktor Penyebab Tidur Mendengkur.

Faktor Penyebab Tidur Mendengkur.


  Faktor Penyebab Tidur Mendengkur:
Mendengkur merupakan salah satu masalah yang banyak dialami orang saat tidur. Dengkuran terjadi akibat adanya hambatan di jalur pernapasan, mulai dari hidung, mulut, dan tenggorokan. 

"Adanya hambatan parsial, terjadi turbulensi sehingga terdengar suara dengkurnya," jelas dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) Khairan Irmansyah dalam seminar di Rumah Sakit Omni, Alam Sutera, Tangerang Selatan, Jumat (13/11/2015). 

Khairan mengungkapkan, mendengkur atau yang dikenal dengan mengorok ini umumnya disebabkan oleh faktor kelebihan berat badan atau obesitas, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol. 

"Berat badan berlebih membuat timbunan lemak lebih banyak, sehingga jalan napas tidak terbuka dengan benar. Kelebihan berat badan lehernya biasanya juga jadi lebih pendek, pas tidur lidahnya jatuh ke belakang," terang dokter yang praktek di RS Omni Alam Sutera ini. 

Untuk merokok, jelas mengganggu saluran pernapasan. Adapun alkohol, menjadi faktor penyebab secara tidak langsung karena minum alkohol bisa mengakibatkan gangguan tidur. 

Selain itu, sumbatan pada saluran napas juga bisa terjadi karena ada amandel, atau struktur jalur napas yang tidak baik, misalnya tulang hidung bengkok. Kebiasaan mendengkur saat tidur pun bisa dihilangkan. 

Menurut Khairan, untuk mengatasinya, ketahui dulu apa faktor penyebab terjadinya dengkuran.